Alquran Raksasa 200 kg Bertinta Emas di Solo

Sebuah Alquran berukuran besar dengan panjang 150 cm, lebar 250 cm dan tebal mencapai 30 cm serta berat sekitar 200 kilogram terpampang di Masjid Fatimah, Jalan Dr Radjiman, Solo, Jawa Tengah. Uniknya, Alquran langka yang telah berusia ratusan tahun tersebut, seluruh hurufnya ditulis dengan bahan mirip kertas semen serta prada atau tinta emas. Sementara covernya terbuat dari kulit unta, yang didatangkan khusus dari Arab Saudi.

Konon kabarnya Alquran ini merupakan warisan dari seorang pengusaha di Solo dan telah dibuat pada zaman pemerintahan Raja Keraton Surakarta Hadiningrat, Pakubuwono X, atau sekitar tahun 1800.

Imam masjid Fatimah, M Husni Thamrin mengatakan Alquran tersebut ada sejak masjid milik keluarga Danarhadi itu diresmikan pada tahun 2004 lalu.

"Alquran ini hadiah dari seorang sahabat, yang juga memberikan wakaf masjid ini, yaitu keluarga Batik Danarhadi. Ini sebuah kebanggaan, walaupun sehari-harinya tetap kita simpan, dengan bungkus plastik," ujar Thamrin kepada merdeka.com, Minggu (14/7).

Thamrin menuturkan, Alquran tua tersebut selalu disimpan pada hari-hari biasa. Namun saat Ramadan, selalu dipajang di bagian dalam masjid Fatimah.

Meski telah berusia ratusan tahun, bukan berarti Alquran ini hanya sebagai barang pajangan. Setiap hari terutama menjelang waktu berbuka puasa, Alquran ini selalu dibaca. Ukuran hurufnya yang memang besar memudahkan bagi siapa saja untuk membaca ayat-ayat di dalamnya meski mereka harus berdiri.

"Berdasarkan penelitian tim yang kami bentuk, dibantu Hafidz Quran dari Masjid Agung Keraton, Alquran ini sebenarnya lengkap isinya. Ada 30 juzz, 114 surat dan 6666 ayat. Hanya saja perlu disisipi, kalau akan menjadi Alquran secara utuh, karena dari penulis kurang sempurna di waktu itu," terangnya.

Mengenai siapa penulisnya dan tahun pembuatannya, Thamrin menambahkan, pihaknya masih melakukan penelitian. Yang pasti, kepada siapapun yang ingin melihat atau membaca Alquran ini, Thamrin mempersilakan datang ke Masjid Fatimah, di Jalan Dr Radjiman, Singosaren, Solo.

[tts]


Reporter : Arie Sunaryo
Sumber: merdeka.com

0 komentar:

Posting Komentar

 

Diary Sang Angin Copyright © 2013 | Powered by Blogger